Cari Blog Ini

Sabtu, 12 Maret 2011

Rangkuman Buku “Kreatif Menulis Feature”


Rangkuman Buku “Kreatif Menulis Feature”
Penulis: Drs. Riyono Pratikto


Perkembangan teknologi komunikasi telah berpengaruh terhadap peran media massa cetak. Akibat perkembangan teknologi ini, media massa menjadi dijauhi dan menyebabkan manusia purna aksara menjadi buta aksara lagi. Hal ini disesalkan Marshall McLuhan, bahwa terdesaknya media cetak oleh media elektronik mengakibatkan tersisihnya sastra sebagai salah satu mata rantai komuniksdi antar generasi. Namun dengan hadirnya media massa elektronik tidak menghapus keberadaan media massa cetak, bahkan diperlukan. Namun, persaingan antara media massa cetak dan media massa elektronik membuat media masa cetak harus memiliki sesuatu yang berbeda dari media massa elektronik. Di sinilah feature mengambil perannya dalam persaingan antar jenis media ini. Feature sekarang ini merupakan sesuatu yang tidak bisa tidak harus ada dalam surat kabar. Terutama dalam menghadapi persaingan dengan media elektronik yang juga memiliki jenis feature udara.
Karangan khas dimaksudkan sebagai terjemahan ”Feature”. Lepas dari apakah istilah tersebut sudah memasyarakat atau belum, ada beberapa keberatan untuk itu. Dua diantaranya adalah, pertama bahwa setiap tulisan atau karangan memiliki bentuknya sendiri sehingga dapat kita katakan memiliki kekhasannya sendiri . karena itu “Karangan Khas” belum menunjukkan suatu kekhasannya sendiri. Kedua, kita berusaha membedakan antara pengertian “tulisan” dan “karangan”. Sebagaimana kita ketahui nantui, suatu feature lebih cenderung disebut sebagai “tulisan” daripada sebuah “karangan”. Dengan demikian apabila istilah “khas” akan tetap kita pakai, saya lebih cenderung memakai istilah “tulisan khas” daripada “karangan khas”
Pembicaraan mengenai feature akan dimulai dari pembahasan tentang beberapa unsurnya atau komponennya, baru kemudian akan dicoba merumuskan apa feature itu. Unsur pertama ialah bahwa feature itu merupakan tulisan jurnalistik yang memiliki ciri dan dasar jurnalistik. Meskipun sama-sama merupakan tulisan jurnalistik, feature masih dapat dibedakan dengan bentuk-bentuk tulisan jurnalistik lainnya.
Pada sebuah feature selain dituntut dasar-dasar jurnalistiknya, juga dituntut dasar-dasar sastra. Inilah yang membedakan feature dan berita. Adanya unsur sastra ini dapat menyebabkan kita mengatakan bahwa suatu feature itu adalah cara menulis berita dengan gaya menulis fiksi.
Karena hal-hal di atas itulah kita bisa mengatakan bahwa suatu feature adalah suatu tulisan yang kreatif. Kraetif dalam arti menimbulkan suatu yang baru dengan menghubung-hubungkan beberapa variable faktor, kejadian, yang sebelumnnya tidak ada hubungannya dengan berdasarkan pada fakta.
Aktual dapat ditentukan oleh beberapa faktor seperti, karena kebaruan peristiwa, ada suatu kepentingan, ada peristiwa yang perlu diperhatikan, mengandung suatu keuntungan. Dengan demikian pengertian aktualitas menjadi relatif sifatnya.
Meskipun bersifat obtektif, namun kadang suatu feature bersifat subjektif yaitu apabila dalam penulisannya penulis mengambil sudut pandangnya adalah orang pertama yang menunjukkan bahwa si penulis terlibat langsung dalam kejadian itu.
Bentuk penyajian feature yang ringan dan menyenangkan maka peristiwa-peristiwa yang mengandung human interest itu barangkali dapat dikatakan paling memenuhi syarat untuk dikarangkhaskan. Hal apa yang paling menarik bagi manusia? Jawabnya adalah tentang diri manusia itu sendiri.
Memberikan infornmasi dan pengetahuan kepada pembaca.
·         William L. Rivers dalam bukunya yang berjudul “The Mass Media”, tidak memberikan batasan yang jelas mengenai feature, tapi berusaha menjelaskan dengan membedakan dengan bentuk-bentuk tulisan lainnya dalam surat kabar. “Kita mempunyai kisah atas fakta-fakta yang murni, yaitu yang kita sebut sebagai berita . di samping berita kita juga menjumpai tulisan seperti tajuk rencana, kolom, dan tinjauan yang disebut artikel. Sisanya yang tedapat dalam suatu surat kabar, itulah yang dapat disebut sebagai feature.
·         McKinney dari Denver Post memberikan batasan tentang feature dengan cara yang hampir sama seperti yang dilakukan William L. Rivers dengan mneyebut bahwa feature adalah suatu tulisan yang di luar tulisanyang bersifat langsung, tempat pegangan utama berita itu adalah 5W 1H dapat diabaikan.
·         Daniel R. Williamson mengatakan, “A feature story is a creative, sometimes subjective, an article designed primarily to entertain and to inform readers of an event, a situation or an aspect of life”
·         Wolseley dan Campbell dalam bukunya Exploring Journalism mengatakan “…news feature merupakan racikan salad atau cuci mulut dalam rangkaian hidangan jurnalistik, sekedar santapan ekstra agar makanan yang berat-berat terasa lebih nyaman.tentu saja tidak selamanya feature itu berupa human interest. Sering-sering merupakan cerita sejarah yang panjang atau wawancara mengenai pribadi seseorang. Tetapi tujuan dan hasilnya sama”.
Bentuk paling umum suatu feature adalah piramida terbalik dengan beberapa perkembangannya. Pada feature masih dibutuhkan suatu penutup tulisan. Yang dimaksud dengan anatomi sebuah berita adalah bagian-bagian berita, dalam hal ini berbentuk terbalik. Dari atas, pertama-tama adalah judul berita, kedua baris tanggal (dateline) berisi tanggal terbit dan inisial surat kabar atau kantor berita. Yang ketiga adalah teras berita disebut juga sebagai intro. Keempat adalah perangkai (bridge) yang menghubungkan antara teras dengan tubuh berita. Kelima adalah tubuh berita dan keenam adalah penutup.
Membangun tubub feature ibarat membangun sebuah gedung dengan menyusun batu bata demi batu bata. Melalui ibarat itu pula di antara susunan batau bata itu terdapat adukan semen, maka pada feature ini pun ada bagian yang berfungsi seperti adukan tersebut, disebut transisi. Transisi memiliki dua tugas. Pertama, ia mengantarkan pembaca, atau memberitahukan pembaca bahwa bagian tulisan berikutnya telah berpindah dari suatu bagian ke bagian lainnya. Kedua, transisi meletakkan bagian materi baru pada perspektif sebagaimana adanya.
Terdapat beberapa jenis penutup, yaitu:

·         penutup ringkasan,
·         penutup menyimpulkan,
·         penutup klimaks,
·         penutup yang mengagetkan,
·         penutup tak ada penyelesaian.

Setelah membahas tentang transisi sebelumnya maka hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah fokus. Fokus adalah ikat pemberat pokok cerita yang menjelujuri tubuh berita. Fokus digunakan sebagai pedoman, langkah penentu sehingga pokok cerita yang seharusnya lebih sempit dari bahasannya tidak terlalu melebar atau menyimpang.
Kerangka feature dapat disebutkan juga sebagai struktur sebuah feature, meskipun mungkin struktur ini dapat lebih dikhususkan untuk pengertian tubuh feature.Teras (lead) atau intro adalah kepala, stryktur adalah kerangkanya meski dapat khusus tubuh, tetapi juga bisa termasuk kepalanya, penutup adalah ekornya. Transisi adalah bagian yang mengikat teras, tubuh, dan ekor.
Struktur feature haruslah sedemikian rupa memakai teknik untuk menjaga agar setiap bagian tetap berada pada tempatnya masing-masing. Beberapateknik atau metode itu adalah:
·         Mengikuti tema. Setiap alinea menekankan lagi lead.
·         Spiral. Setiap alinea menguraikan lebih terperinci lagi bagian masalah yang telah dikemukakan oleh alinea sebelumnya.
·         Blok. Bahan atau isi cerita dipenggal-penggal masing-masing bagian itu secara utuh digambarkan dalam alinea-alinea.
·         Alinea adalah sekelompok klaimat yang memaparkan suatu bagian dari suatu pokok bahasan. Ada dua syarat yang harus diperhatikan dalam menulis alinea:
·         Adanya kesatuan. Suatu alinea harus dapat menyatakan maksud dengan jelas.
·         Adanya koherensi. Harus berkesinambungan. Proses berpikir seseorang sangat berkaitan erat dengan hasil tulisan yang koheren. Atas dasar hal ini maka kita dapat membedakan macam-macam alinea, yaitu secara deduktif, induktif dan deduktif induktif, dengan tangkaian sebab akibat, proses (urutan kejadian), dengan analogi, repetisi (pengulangan), dengan contoh-contoh, dengan pertanyaan.
Setiap feature memiliki nada sebagaimana halnya setiap cerita fiksi. Nada sebagai suatu istilah literer memiliki dua pengertian, yaitu pertama pengertian bunyi atau suara dari suara penulisnya atau dalam pengertian atmosfer yang diberikan penulis kepada ceritanya.
Mengenai macam feature, penulis akan menggunakan dua istilah. Pertama jenisnya, maka berdasarkan jenisnya feature digolongkan menjadi dua yaitu feature berita dan feature artikel. Secara sederhana feature berita dapat dikatakan mengandung lebih banyak unsur-unsur suatu berita. Sedangkan feature artukel unsur-unsurnya cenderung lebih banyak unsur artikelnya.
Ada beberapa macam atau tipe feature yaitu:
·         Feature Human Interest. Banyak mengandung unsur rasa manusiawi.
·         Feature pribadi-pribadi menarik atau feature biografi menarik.
·         Feature Otobiografi Manusiawi.
·         Feature perjalanan.
·         Feature Sejarah.
·         Feature ilmiah atau pengetahuan popular.
·         Feature petunjuk praktis.
·         Feature interpretatif.
Judul berfungsi untuk menarik perhatian pembaca. Karenanya judul yang baik harus memenuhi beberapa syarat yaitu:
·         Atraktif
·         Akurat
·         Eksak
·         Memberikan gambaran yang jelas, ringkas, padat, serta menunjukkan kesederhanaan.
·         Komunikatif
·         Terdapat beberapa jenis judul:
·         Striking statement, jenis judul yang menggemparkan, sensasional.
·         Provocative satatement, jenis judul yang seting lebih rendah daripada Striking Statement.
·         Label atau Etiket, merupakan penamaan terhadap penggolongan jenis tulisan itu, misalnya mengenai obat-obatan, mengenai riwayat hidup seseorang. Misalnya apabila feature itu adalah feature perjalanan, judulnya hanya nama suatu tempat saja, nama kota, nama gunung atau tempat lainnya.
·         Kalimat Deklaratif. Merupakan pernyataan-pernyataan yangringkas dan jelas.
·         Direct Address, jenis judul yang langsung menunjuk kepada sasaran atau isi materi tulisan.
·         Pertanyaan. Berbentuk kalimat Tanya.
·         Cuplikan. Berupa cuplikan dari dari pernyataan orang-orang ternama.
·         Judul 5W 1H. berisi aspek-aspek dari 5W 1H.
Teras merupakan alinea pertama dalam feature. Karena letaknya di awal, teras haruslah menarik dan memjadi alat pancing untuk pembaca. Dalam feature, ada beberapa jenis teras, yaitu:
Teras Deskriptif, menggambarkan suatu peristiwa, tempat kejadian, setting, atau tokoh dalam pikiran pembaca.
Teras Deduktif, pernyataan umum atau kesimpulan terletak di awal alinea.
Teras Induktif, kalimat pokok atau kesimpulan diletakan di akhir alinea.
Teras Induktif-Deduktif, kalimat pokok ditempatkan di awal dan akhir alinea.
Teras Ringkasan, berisi inti cerita yang disajikan.
Teras Langsung Menunjuk, penulis berkomunikasi langsung dengan pembaca melalui alinea pertama.
Teras Kontras, menampilkan dua fakta yang berbeda sekali untuk memberikan penekanan terhadap tema feature yang diangkat.
Teras Memandang Masa Lalu-Masa Depan, ditulis dengan memandang masa lalu atau masa yang akan datang dengan tujuan-tujuan untuk melakukan perbandingan dengan masa kini tempat ceriiita itu berlangsung.
Teras Pertanyaan, duatu pertanyaan akrab yang tepat dicuplik dari tema cerita mungkin dapat digunakan untuk menunjukan kepada pembaca tentag isi cerita yang ditulis.
Teras Kutipan, berisi kuripan atau pendapat orang-orang terkenal.
Teras Analogi, menampilkan kemiripan antara suatu fakta yang sudah terjadi dan diketahui dengan fakta yang akan menjadi tema cerita yang akan disajikan.
Teras 5W+1H, mengandung semua unsur 5W+1H.
Teras penggoda, bertujuan memancing perhatian pembaca sehingga pembaca itu tidak terdesak atau dituntun untuk membaca tulisan kita.
Teras berseni atau aneh, menyajikan cerita yang lincah dan hidup, aneh dank has.
Teras Insiden Distinktif, berisi cuplikan sebagian dari isi feature pada bagian klimaks cerita.
Teras Gambar, suatu deskripsi grafis setting dari cerita yang akan diceritakan dalam feature, disajikan dalam teras, sebagai suatu pengantar menuju kepada aksi-aksi para pelakunya.
Teras Gabungan, kombinasi dari dua atau lebih teras-tera tadi.
Sumber penulisan feature antara lain pengalaman pribadi, perasaan intuitif, pengamatan sepintas, pernyataan para pemimpin, berbagai pertemuan, dan bacaan.
Gaya adalah suatu cara atau jalan bagi seorang penulis untuk menulis. Yang dimaksud gaya di sini adalah gaya penulisan yang mencakup gaya bahasa dan gaya bercerita. Secara garis besar, gaya bahasa dibedakan atas perbandingan, sindiran, penegasan, pertentangan.
Diksi adalah pemilihan kata yang dipergunakan untk menyusun suatu kalimat. Dalam buku ini, diksi diperinci ke dalam tiga subkomponen, yaitu ketepatan (correctness), efektivitas (effectiveness), dan kelayakan (appropriate).
Feature udara adalah suatu bentuk mata acara siaran radio mengenai suatu permasalahan, peristiwa yang disajikan dengan memperhatikan unsure kata, musik, dan efek suara. Dalam melakukan siara radio, bahasa yang dipakai haruslah jelas, lincah, dan beraneka ragam.
Dalam penulisan feature, ada beberapa tahapan, yaitu menentukan ide atau permasalah yang akan diangkat, menentukan angle tulisan, menentukan titik pandangn (point of view), membuat kerangka tulisan, dan pengumpulan fakta, data, serta informasi. Jika semua tahap ini telah dilalui, kita lanjutkan dengan menulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar