Cari Blog Ini

Minggu, 09 Oktober 2011

Bisnis

PENGERTIAN BISNIS


isnis dengan segala macam bentuknya  terjadi dalam kehidupan kita setiap hari, sejak bangun pagi hingga tidur kembali.  Alarm jam weker yang membangunkan kita dini hari dengan  lantunan adzan merdunya,  sajadah alas shalat kita, susu instan  yang “aku dan kau” minum,  mobil atau sepeda motor  yang mengantarkan kita ke kantor serta semua  kebutuhan rumah tangga kita, seluruhnya adalah produk yang dihasilkan, didistribusikan, dan dijual oleh para pelaku bisnis.  Uang yang dibelikan beragam produk tersebut juga mungkin diperoleh dari bekerja pada suatu bisnis. Contoh   di atas menunjukkan betapa luasnya  cakupan bisnis. Bila itu semua dicoba  diterjemahkan dalam sebuah pengertian yang komprehensif, maka pengertian yang dimaksud juga akan sangat beragam.
Dalam  kamus Bahasa Indonesia, bisnis diartikan sebagai usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan, dan bidang usaha. Skinner (1992)  mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat. Menurut Anoraga dan Soegiastuti (1996) bisnis memiliki makna dasar sebagai “the buying and selling of goods and services”. Sementara,  dalam pandangan Straub dan Attner (1994), bisnis tak lain adalah  suatu organisasi yang menjalankan aktivitas  produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit. Barang yang dimaksud adalah suatu produk yang secara fisik memiliki wujud (dapat diindera), sedangkan jasa adalah aktivitas-aktivitas yang memberi manfaat kepada  konsumen atau pelaku bisnis lainnya.
Dari semua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi/pelaku  bisnis akan melakukan aktivitas bisnis dalam bentuk: (1) memproduksi dan atau mendistribusikan barang dan/atau jasa, (2) mencari profit, dan (3) mencoba memuaskan keinginan konsumen. Apa yang dimaksud dengan barang dan jasa? Barang adalah suatu produk yang berwujud secara fisik. Artinya, ia dapat dilihat, diraba, dirasa dan/atau dicium.  Sedangkan jasa merupakan aktivitas-aktivitas (termasuk gagasan) yang dinilai dapat memberi manfaat bagi konsumen atau bisnis lainnya. Barang dan jasa ini dihasilkan dari sejumlah input yang diperlukan.  Secara umum, terdapat empat jenis input  yang selalu digunakan oleh seluruh pelaku bisnis, yakni:
 •Sumberdaya manusia, yang sekaligus berperan sebagai operator dan pengendali organisasi bisnis.
•Sumberdaya alam, termasuk tanah dengan segala yang dihasilkannya.
•Modal, meliputi keseluruhan  alat dan perlengkapan, mesin serta bangunan dan tentu saja dana yang dipakai dalam memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa.
•Entrepreneurship yang terutama  mencakup aspek keterampilan dan keberanian untuk mengkombinasikan ketiga faktor produksi di atas untuk mewujudkan suatu bisnis dalam rangka menghasilkan barang dan jasa.
 Dari pengertian tersebut di atas juga dapat difahami bahwa setiap organisasi bisnis (besar maupun kecil), baik yang memproduksi barang maupun jasa, akan melakukan  fungsi  dan aktivitas yang sama.  Setidaknya terdapat enam pokok aktivitas yang digarap oleh sebuah entitas bisnis, yaitu:
•Menciptakan atau memproduk suatu barang atau jasa
•Memasarkan produk  kepada konsumen
•Membuat dan mempertanggungjawabkan  transaksi keuangan
•Merekrut, mempekerjakan, melatih dan mengevaluasi karyawan
•Memperoleh dan mengelola dana
•Memproses informasi
 Disamping itu, organisasi bisnis juga menjalankan fungsi-fungsi manajamen yang relatif sama, seperti:
•Merencanakan tujuan bisnis, apa yang ingin dicapai
•Mengorganisasi sumberdaya yang dimilikinya
•Mempekerjakan orang untuk mengoperasikan bisnis
•Membimbing para karyawan untuk menjalankan bisnis

1.    HUBUNGAN BISNIS DAN MASYARAKAT

Bisnis dalam bentuk lembaga didalam bahasa Indonesia dikenal Rumah Tangga Perusahaan (RTP). RTP selalu berhubungan dengan RTK (Rumah Tangga Konsumsi). Hubungan antara Rumah Tangga Perusahaan dengan Rumah Tangga Konsumsi erat sekali dan saling membantu satu sama lainnya dalam mencapai kemajuannya.
RTK menyediakan dan RTP membutuhkan factor-faktor produksi berupa alam, tenaga kerja, modal dan skill. Kemudian RTP akan membayar harga faktor produksi ini berupa rente tanah, upah buruh, bunga modal dan laba pengusaha. Faktor-faktor produksi tadi di olah atau diproses dalam Rumah Tangga Perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa dan dijual ke Rumah Tangga Konsumsi.
Rumah Tangga Konsumsi membayar barang dan jasa ini dengan tenaga belinya, ini disebut daya beli efektif (efective demand), artinya permintaan terhadap suatu barang yang diikuti dengan membayar harga barang tersebut. Adapula Potensil demand atau daya beli pontensil atau permintaan potensil yaitu permintaan yang baru merupakan keinginan saja belum diikuti dengan tindakan membeli karna belum cukup uang. Pada saat uangnya cukup dia baru membeli barang itu. Hubungan ini akan berjalan terus menerus, majunya RTP akan akan memberikan kepada RTK berupa kemakmuran RTK. RTP yang makin berkembang akan membutuhkan alam, tenaga kerja, modal dan skill yang makin meningkat pula.
Contoh : Pabrik PT Semen Padang , yang membutuhkan tanah, tenaga kerja, modal dan skill



2.    JENIS-JENIS USAHA DAN BENTUK PERUSAHAAN


A.    Jenis-Jenis Usaha
1.    Produk dan Jasa Otomotif
a.    Pemasok otomotif ban, komponen, peralatan, jasa parker, perawatan mesin, pelapisan anti karat, pemasangan kaca film, penyewaan kendaraan, penyewaan taksi, perbaikan kendaraan (bengkel) dan lain-lain.
2.    Bantuan dan Jasa Bisnis
a.    Jasa akuntansi, administrasi, komunikasi, fotografi, periklanan, biro informasi, perantara bisnis, penyewaan computer, penasehat keuangan dan pajak dan lain-lain
3.    Jasa Pendidikan
a.    Bimbingan belajar, pelatihan keterampilan, sanggar tari, kursus musik, bahasa dan lain-lain.
4.    Rekreasi dan hiburan
a.    Hotel, kolam renang, tempat bermain indoor dan out door dan lain-lain.
5.    Perawatan kesehatan, medis dan kecantikan
a.    Jasa akupuntur, ambulan, salon kecantikan, pusat kebugaran dan lain-lain.

Budaya Politik

Budaya politik
B
udaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
1.    Pengertian Budaya Politik Menurut Para Ahli  

Terdapat banyak sarjana ilmu politik yang telah mengkaji tema budaya politik, sehingga terdapat variasi konsep tentang budaya politik yang kita ketahui. Namun bila diamati dan dikaji lebih jauh, tentang derajat perbedaan konsep tersebut tidaklah begitu besar, sehingga tetap dalam satu pemahaman dan rambu-rambu yang sama. Berikut ini merupakan pengertian dari beberapa ahli ilmu politik tentang budaya politik.

    Rusadi Sumintapura
Budaya politik tidak lain adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
    Sidney Verba
Budaya politik adalah suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan.

    Alan R. Ball
Budaya politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.



    Austin Ranney
Budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik.

    Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.
Budaya politik berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagian-bagian tertentu dari populasi.


Budaya politik yang berkembang di indonesia
Gambaran sementara tentang budaya politik Indonesia, yang tentunya haruus di telaah dan di buktikan lebih lanjut, adalah pengamatan tentang variabel sebagai berikut :
•    Konfigurasi subkultur di Indonesia masih aneka ragam, walaupun tidak sekompleks yang dihadapi oleh India misalnya, yang menghadapi masalah perbedaan bahasa, agama, kelas, kasta yang semuanya relatif masih rawan/rentan.
•    Budaya politik Indonesia yang bersifat Parokial-kaula di satu pihak dan budaya politik partisipan di lain pihak, di satu segi masa masih ketinggalan dalam mempergunakan hak dan dalam memikul tanggung jawab politiknya yang mungkin di sebabkan oleh isolasi dari kebudayaan luar, pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, dan ikatan primordial.
•    Sikap ikatan primordial yang masih kuat berakar, yang di kenal melalui indikatornya berupa sentimen kedaerahan, kesukaan, keagamaan, perbedaan pendekatan terhadap keagamaan tertentu; purutanisme dan non puritanisme dan lain-lain.
•    kecendrungan budaya politik Indonesia yang masih mengukuhi sikap paternalisme dan sifat patrimonial; sebagai indikatornya dapat di sebutkan antara lain bapakisme, sikap asal bapak senang.
•    Dilema interaksi tentang introduksi modernisasi (dengan segala konsekuensinya) dengan pola-pola yang telah lama berakar sebagai tradisi dalam masyarakat.



Secara umum budaya politik terbagi atas tiga :
1.    Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, dan pasif)
2.    Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi)
3.    Budaya politik partisipatif (aktif)
 Sistem politik yang berlaku:
 Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberian oleh pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif ini, maka efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat.

Komputer

Sejarah perkembangan Komputer

Sejarah computer generasi pertama :

Berikut ini Sejarah Komputer Generasi Pertama:

Pada waktu Perang Dunia Kedua, negara-negara yang ikut dalam perang tersebut terus berusaha untuk mengembangkan komputer yang akan digunakan untuk mengeksploit potensi strategis yang dimiliki komputer. Karena hal ini, maka adanya peningkatan pendanaan dari negara untuk mempercepat pengembangan komputer serta kemajuan teknik komputer.
Dan pada tahun 1941, seorang insinyur jerman – Konrad Zuse berhasil membangun sebuah komputer Z3 yang digunakan untuk mendesain pesawat terbang dan juga peluru kendali.
Dilain pihak, pihal sekutu juga membuat kemajuan dalam hal pengembangan kekuatan komputer.  Dan pihak Inggris pada tahun 1943 telah menyelesaikan komputer yang digunakan untuk memecahkan kode rahasia yang diberi nama Colossus, untuk memecahkan kode rahasia yang digunakan militer Jerman. Dan dampak dari pembuatan Colussus ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan industri komputer dikarenakan beberapa alasan yaitu:
  • Colossus bukan merupakan komputer general (serba guna), hanya digunakan untuk memecahkan kode rahasia saja.
  • Dan keberadaan komputer ini dijaga kerahasiaannya hingga satu dekade setelah perang berakhir.
Disamping itu, ada usaha lain yang dilakukan pihak Amerika Serikat pada waktu itu dan berhasil mencapai kemajuan lainnnya, yaitu seorang insinyur Harvard – Howard H.Aiken (1900-1973) yang bekerja dengan IBM berhasil memproduksi kalkulator elektronik untuk US Navy. Kalkulator tersebut berukuran panjang setengah lapangan bola kaki dan memiliki rentang kabel sepanjang 500mil.  The Harvd-IBM Automatic Sequence Controlled Calculator, atau Mark I, merupakan komputer relai elektronik. Ia menggunakan sinyal elektromagnetik untuk menggerakkan komponen mekanik. Mesin tersebut beropreasi dengan lambat (ia membutuhkan 3-5 detik untuk setiap perhitungan) dan tidak fleksibel (urutan kalkulasi tidak dapat diubah). Kalkulator tersebut dapat melakukan perhitungan aritmatik dasar dan persamaan yang lebih kompleks.
Lalu perkembangan komputer lain pada masa itu adalah Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC), yang dibuat oleh kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dan University of Pennsylvania . Terdiri dari 18.000 tabung vakum, 70.000 resistor, dan 5 juta titik solder, komputer tersebut merupakan mesin yang sangat besar yang mengkonsumsi daya sebesar 160kW.
Komputer tersebut dirancang oleh John Presper Eckert (1919-1995) dan John W. Mauchly (1907-1980), ENIAC merupakan komputer serbaguna (general purpose computer) yang bekerja 1000 kali lebih cepat dibandingkan Mark I.
Pada pertengahan 1940-an, John von Neumann (1903-1957) bergabung dengan tim University of Pennsylvania dalam usha membangun konsep desin komputer yang hingga 40 tahun mendatang masih dipakai dalam teknik komputer. Von Neumann mendesain Electronic Discrete Variable Automatic Computer (EDVAC) pada tahun 1945 dengan sebuh memori untuk menampung baik program ataupun data.
Teknik ini memungkinkan komputer untuk berhenti pada suatu saat dan kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali. Kunci utama arsitektur Von Neumann adalah unit pemrosesan sentral (CPU), yang memungkinkan seluruh fungsi komputer untuk dikoordinasikan melalui satu sumber tunggal. Tahun 1951, UNIVAC I (Universal Automatic Computer I) yang dibuat oleh Remington Rand, menjadi komputer komersial pertama yang memanfaatkan model arsitektur von Neumann tersebut.
Baik Badan Sensus Amerika Serikat dan General Electric memiliki UNIVAC. Salah satu hasil mengesankan yang dicapai oleh UNIVAC dalah keberhasilannya dalam memprediksi kemenangan Dwilight D. Eisenhower dalam pemilihan presiden tahun 1952.
Komputer Generasi pertama dikarakteristik dengan fakta bahwa instruksi operasi dibuat secara spesifik untuk suatu tugas tertentu. Setiap komputer memiliki program kode-biner yang berbeda yang disebut “bahasa mesin” (machine language). Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk diprogram dan membatasi kecepatannya. Ciri lain komputer generasi pertama adalah penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar) dan silinder magnetik untuk penyimpanan data.
SEJARAH KOMPUTERH GENERASI KEDUA :

Berikut ini Sejarah Komputer Generasi Kedua:

Dimulai pada tahun 1948, penemuan transistor sangat mempengaruhi perkembangan komputer. Transistor menggantikan tube vakum di televisi, radio, dan komputer. Akibatnya, ukuran mesin-mesin elektrik berkurang drastis.  Transistor mulai digunakan di dalam komputer mulai pada tahun 1956. Penemuan lain yang berupa pengembangan memori inti-magnetik membantu pengembangan komputer generasi kedua yang lebih kecil, lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih hemat energi dibanding para pendahulunya.
Mesin pertama yang memanfaatkan teknologi baru ini adalah superkomputer. IBM membuat superkomputer bernama Stretch, dan Sprery-Rand membuat komputer bernama LARC. Komputer-komputer ini, yang dikembangkan untuk laboratorium energi atom, dapat menangani sejumlah besar data, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh peneliti atom. Mesin tersebut sangat mahal dan cenderung terlalu kompleks untuk kebutuhan komputasi bisnis, sehingga membatasi kepopulerannya.
Hanya ada dua LARC yang pernah dipasang dan digunakan: satu di Lawrence Radiation Labs di Livermore, California, dan yang lainnya di US Navy Research and Development Center di Washington D.C. Komputer generasi kedua menggantikan bahasa mesin dengan bahasa assembly. Bahasa assembly adalah bahasa yang menggunakan singkatan-singakatan untuk menggantikan kode biner.
Pada awal 1960-an, mulai bermunculan komputer generasi kedua yang sukses di bidang bisnis, di universitas, dan di pemerintahan. Komputer-komputer generasi kedua ini merupakan komputer yang sepenuhnya menggunakan transistor. Mereka juga memiliki komponen-komponen yang dapat diasosiasikan dengan komputer pada saat ini: printer, penyimpanan dalam disket, memory, sistem operasi, dan program.
Salah satu contoh penting komputer pada masa ini adalah IBM 1401 yang diterima secara luas di kalangan industri. Pada tahun 1965, hampir seluruh bisnis-bisnis besar menggunakan komputer generasi kedua untuk memproses informasi keuangan.
Program yang tersimpan di dalam komputer dan bahasa pemrograman yang ada di dalamnya memberikan fleksibilitas kepada komputer. Fleksibilitas ini meningkatkan kinerja dengan harga yang pantas bagi penggunaan bisnis. Dengan konsep ini, komputer dapat mencetak faktur pembelian konsumen dan kemudian menjalankan desain produk atau menghitung daftar gaji.
Beberapa bahasa pemrograman mulai bermunculan pada saat itu. Bahasa pemrograman Common Business-Oriented Language (COBOL) dan Formula Translator (FORTRAN) mulai umum digunakan. Bahasa pemrograman ini menggantikan kode mesin yang rumit dengan kata-kata, kalimat, dan formula matematika yang lebih mudah dipahami oleh manusia. Hal ini memudahkan seseorang untuk memprogram dan mengatur komputer. Berbagai macam karir baru bermunculan (programmer, analyst, dan ahli sistem komputer). Industri piranti lunak juga mulai bermunculan dan berkembang pada masa komputer generasi kedua ini.

SEJARAH KOMPUTER GENERASI KETIGA :

Sejarah Komputer Generasi Ketiga…

Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum, namun transistor menghasilkan panas yang cukup besar, yang dapat berpotensi merusak bagian-bagian internal komputer. Batu kuarsa (quartz rock) menghilangkan masalah ini.
Jack Kilby, seorang insinyur di Texas Instrument, mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC : integrated circuit) di tahun 1958. IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa.
Para ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut semikonduktor. Hasilnya, komputer menjadi semakin kecil karena komponenkomponen dapat dipadatkan dalam chip.
Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.

SEJARAH KOMPUTER GENERASI KEEMPAT

Berikut Sejarah Komputer Generasi Keempat…

Setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas:  mengecilkan ukuran sirkuit dan komponenkomponen elektrik. Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen dalam sebuah chip. Pada tahun 1980-an, Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan komponen dalam sebuah chip tunggal.
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer.
Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971 membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik. Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap perangkat rumah tangga seperti microwave oven, televisi, dn mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi dengan mikroprosesor.
Perkembangan yang demikian memungkinkan orang-orang biasa untuk menggunakan komputer biasa. Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaan-perusahaan besar atau lembaga pemerintah. Pada pertengahan tahun 1970-an, perakit komputer menawarkan produk komputer mereka ke masyarakat umum. Komputer-komputer ini, yang disebut minikomputer, dijual dengan paket piranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam. Piranti lunak yang paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet. Pada awal 1980-an, video game seperti Atari 2600 menarik perhatian konsumen pada komputer rumahan yang lebih canggih dan dapat diprogram.
Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan penggunaan Personal Computer (PC) untuk penggunaan di rumah, kantor, dan sekolah. Jumlah PC yang digunakan melonjak dari 2 juta unit di tahun 1981 menjadi 5,5 juta unit di tahun 1982. Sepuluh tahun kemudian, 65 juta PC digunakan. Komputer melanjutkan evolusinya menuju ukuran yang lebih kecil, dari komputer yang berada di atas meja (desktop computer) menjadi komputer yang dapat dimasukkan ke dalam tas (laptop), atau bahkan komputer yang dapat digenggam (palmtop).
IBM PC bersaing dengan Apple Macintosh dalam memperebutkan pasar komputer. Apple Macintosh menjadi terkenal karena mempopulerkan sistem grafis pada komputernya, sementara saingannya masih menggunakan komputer yang berbasis teks. Macintosh juga mempopulerkan penggunaan piranti mouse.
Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU: IBM PC/486, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV (Serial dari CPU buatan Intel). Juga kita kenal AMD k6, Athlon, dsb. Ini semua masuk dalam golongan komputer generasi keempat.
Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer di tempat kerja, cara-cara baru untuk menggali potensial terus dikembangkan. Seiring dengan bertambah kuatnya suatu komputer kecil, komputerkomputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan untuk saling berbagi memori, piranti lunak, informasi, dan juga untuk dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Komputer jaringan memungkinkan komputer tunggal untuk membentuk kerjasama elektronik untuk menyelesaikan suatu proses tugas.
Dengan menggunakan perkabelan langsung (disebut juga local area network, LAN), atau kabel telepon, jaringan ini dapat berkembang menjadi sangat besar.
Demikian sejarah singkat komputer generasi keempat.
Sumber: Muhammad Iyas Ilias
Tags: AMD k6, Athlon, Chip Intel 4004, IBM PC, IBM PC/486, minikomputer, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV, Personal Computer, sejarah komputer, Sejarah Komputer Generasi Keempat, ULSI, Ultra-Large Scale Integration, Very Large Scale Integration, VLSI
SEJARAH KOMPUTER GENERASI KELIMA :

Berikut uraian Sejarah Komputer Generasi Kelima..

Mendefinisikan komputer generasi kelima menjadi cukup sulit karena tahap ini masih sangat muda. Contoh imajinatif komputer generasi kelima adalah komputer fiksi HAL9000 dari novel karya Arthur C. Clarke berjudul 2001: Space Odyssey.
HAL menampilkan seluruh fungsi yang diinginkan dari sebuah komputer generasi kelima. Dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence), HAL dapat cukup memiliki nalar untuk melakukan percapakan dengan manusia, menggunakan masukan visual, dan belajar dari pengalamannya sendiri.
Walaupun mungkin realisasi HAL9000 masih jauh dari kenyataan, banyak fungsi-fungsi yang dimilikinya sudah terwujud. Beberapa komputer dapat menerima instruksi secara lisan dan mampu meniru nalar manusia. Kemampuan untuk menterjemahkan bahasa asing juga menjadi mungkin. Fasilitas ini tampak sederhana. Namun fasilitas tersebut menjadi jauh lebih rumit dari yang diduga ketika programmer menyadari bahwa pengertia manusia sangat bergantung pada konteks dan pengertian ketimbang sekedar menterjemahkan kata-kata secara langsung.
Banyak kemajuan di bidang desain komputer dan teknologi semkain memungkinkan pembuatan komputer generasi kelima. Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah kemampuan pemrosesan paralel, yang akan menggantikan model non Neumann. Model non Neumann akan digantikan dengan sistem yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk bekerja secara serempak. Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan informasi.
Jepang adalah negara yang terkenal dalam sosialisasi jargon dan proyek komputer generasi kelima. Lembaga ICOT (Institute for new Computer Technology) juga dibentuk untuk merealisasikannya. Banyak kabar yang menyatakan bahwa proyek ini telah gagal, namun beberapa informasi lain bahwa keberhasilan proyek komputer generasi kelima ini akan membawa perubahan baru paradigma komputerisasi di dunia.


Sejarah komputer
Komputer perkakasannya merupakan komponen penting proses pengiraan dan simpanan data sejak ia mula dicipta. Komputer telah berkembang dari satu peralatan mekanikal berubah kepada menggunakan tiub vakum, kepada litar elektronik dalam tempoh masa yang singkat.

Alat Hitung Pertama di Dunia

Manusia telah lama menggunakan alat untuk membantu aktiviti harian mereka contohnya dalam kiraan. Antara contoh alat kiraan terawal ialah dacing, yang membolehkan berat sesuatu benda dibandingkan. Manakala sempoa ataupun dekak-dekak merupakan alat pertama yang digunakan untuk mengira. Sejarah perkomputeran memiliki erti yang sangat penting bagi kita. Selama dua dekad terakhir telah banyak terjadi sesuatu yang menggemparkan tetapi tidak semeriah sejarah komputer elektronik. Pada masa orang-orang tinggal dan bekerja, penemuan komputer oleh John V. Atanasoff (1942) bisa digolongkan pada salah satu dari peristiwa-peristiwa yang penting dalam sejarah. Namun, semua tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa penemuan & peristiwa pada masa sebelumnya yang mendasari itu semua.
Sejarah Purbakala Sejarah komputer elektronik moden memang dianggap mulai pada tahun 1942, tetapi penemuan-penemuan sebelumnyalah yang lebih berperan dalam penemuan-penemuan komputer elektronik berikutnya.
Abacus Abacus mungkin alat hitung manual pertama di dunia. Abacus (mungkin) telah ditemukan setidaknya 5000 tahun yang lalu. Kemampuannya telah terbukti sejak digunakannya sebagai alat penghitung di sekolah dan perbisnesan moden. Sekarang abacus lebih di kenal sebagai cipoa. Sebenarnya, abacus berasal dari Mesir, tetapi oleh orang Cina dibawa ke negerinya sehingga berubah namanya menjadi cipoa.
Pascaline Blaise Pascal (1623-1662), seorang ahli filosofi dan matematika, menemukan alat penghitung mekanik pertama yang berupa mesin. Alat tersebut disebut Pascaline dan menggunakan ‘roda penghitung’ untuk menjumlahkan bilangan. Walaupun atas penemuannya ini Pascal dipuji sampai keseluruh Eropa, tetapi Pasaline merupakan alat yang sukar untuk diperbaiki jika rusak. Hanya Pascal saja yang bisa memperbaiki alat tersebut, sehingga para pengusaha menganggap alat tersebut terlalu kompleks. Selain itu pada masa tersebut tenaga kerja bidang perhitungan aritmatik sangat murah dibanding dengan tenaga kerja bidang mesin.
Bagaimanapun desain ‘roda penghitung’ masih digunakan oleh seluruh alat hitung setidaknya sampai pertengahan tahun 1960. Kemudian alat penghitung mekanik telah dianggap usang sejak ditemukannya alat penghitung elektronik.
Babbage’s Folly Mungkin Charles Babbage (1792-1871) yang telah mempercepat perkembangan komputer sejak 1600-an. Ia memajukan perkomputeran di bidang hardware dengan menemukan sebuah difference engine yang memungkinkan perhitungan tabel matematika. Pada tahun 1834, ketika bermaksud mengembangkan difference engine-nya, Babbage menemukan ide mengenai analytical engine. Orang-orang yang skeptik menyebut penemuannya dengan nama Babbage’s Folly (kebodohan Babbage). Babbage bekerja dengan mesin penganalisanya hingga meninggal.
Pemikiran-pemikiran Babbage yang terperinci (hasil penelitiannya) menggambarkan karakteristik dari komputer elektronik modern. Semenjak Babbage dilahirkan pada era teknologi elektronik, mesin berhitung elektronik mungkin telah ditemukan jauh sebelumnya. Ironisnya, para pelopor sebelumnya dalam pengembangan mesin berhitung elektronis tidak sadar akan idenya mengenai memori, printer, punched-card dan serangkaian program pengontrol.
Peralatan Punched-card Punched-card Pertama Alat tenun Jacquard ditemukan tahun 1801 dan masih digunakan sekarang, alat ini dikendalikan dengan punched-card (punched-card). Punched-card ditemukan oleh orang Perancis yang bernama Joseph-Marie Jacquard (1752-1834). Lubang merupakan inti dari punched-card dan kartu-kartu tersebut menunjukkan desain untuk tenunan.
Babbage ingin menerapkan konsep punched-card dari alat tenun Jacquard untuk analytical engine-nya. Pada tahun 1843, Lady Ada Augusta Lovelace menilai punched-card tersebut bisa dirancang untuk menginstruksikan mesin analisis milik Babbage untuk mengulang operasi-operasi tertentu. Atas penilaiannya, beberapa orang menganggap Lady Lovelace sebagai programmer pertama (walaupun masih diperdebatkan).
Munculnya Pemrosesan Data Otomatis The U.S. Bureau of Cencus tidak menyelesaikan sensus sejak tahun 1880 sampai hampir 1888. Pimpinan Bureau segera menghentikannya sebelum berlangsung selama 10 tahun. Komisi The U.S. Bureau, Herman Hollerith seorang ahli statistik menggunakan keahliannya dalam menggunakan punched-card untuk sensus pada tahun 1890. Dengan pemrosesan punched-card dan mesin Hollerith (Hollerith’s punched-card machine), sensus bisa selesai dalam waktu 2,5 tahun. Inilah dimulainya pemrosesan data secara otomatis. Jerih payah Dr. Hollerith membuktikan sekali lagi bahwa “kebutuhan merupakan ibunya penemuan”.
Hollerith mendirikan Tabulating Machine Company dan menjual produknya ke seluruh dunia. Permintaan mesin Hollerith menyebar sampai ke Rusia. Sensus pertama di Rusia (1897) menggunakan mesin Hollerith. Pada tahun 1911, Tabulating Hollerith Company merger dengan beberapa perusahaan lain dan berganti nama menjadi Computing-Tabulating-Recording Company.
Electromechanical Accounting Machine Hasil (output) dari mesin Hollerith masih harus ditulis tangan, sampai pada tahun 1919 Computing-Tabulating-Recording Company mengumumkan telah menciptakan printer/lister yang lama kelamaan merubah jalan hidup perusahaan tersebut. Untuk mengembangkan jangkauannya, pada tahun 1924 perusahaan tersebut merubah namanya menjadi International Business Machine Corporation (IBM).
Sampai pertengahan tahun 1950, teknologi punched-card diperbaiki dengan penambahan beberapa alatnya serta kemampuan yang lebih pintar. Pada setiap kartu biasanya mengandung sebuah record (misal nama dan alamat), pada pemrosesan punched-card juga ada yang disebut sebagai unit record processing (satu kartu = satu record). Walaupun pemrograman interaktif dan on-line data entry telah membuat punched-card secara ekonomis usang, kita masih bisa menemukannya di tempat terpencil (mungkin tidak di Indonesia).
Keluarga dari mesin punched-card Electromechanical Accounting Machine (EAM) tersedia dengan card punch, verifier, reproducer, summary punch, interpreter, sorter, collator, calculator, dan mesin akunting. Kebanyakan dari alat-alat tersebut di program untuk melakukan operasi khusus dengan menyisipkan papan kontrol yang prewired. Sebuah panel yang berbeda terhubung (wired) untuk tiap jenis operasi untuk bekerja.
Pemrosesan Punched-card Ruangan mesin yang menggunakan punched-card telah membuka lowongan kerja. Beberapa ruangan tersebut mirip sebuah pabrik. Punched-card dan hasil cetakan dari printer dipindahkan dari alat lain ke yang lainnya dengan menggunakan gerobak tangan. Tingkat kebisingannya tidak jauh berbeda dengan sebuah pabrik mobil.
Untuk mempersiapkan arsip-arsip punched-card yang akan diproses, kartu-kartu tersebut harus sudah tersortir dan tersusun. Karena setiap alat-alat punched-card beroperasi secara bebas, beberapa langkahnya disebut “langkah-langkah mesin” yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran. Dalam sekali langkah, tiap arsip membaca satu kartu dalam satu waktu. Pada kebanyakan sistem informasi modern, hanya bagian dari database yang dibutuhkan saja yang diproses, biasanya dalam satu langkah.

Sastra


KEBENARAN DAN KEINDAHAN SASTRA

Apakah  sastra  itu?  Mengapa  sastra  itu  ada?  Dari  mana  munculnya kesusasastraan?  Untuk  apa  kita  mempelajari  sastra?  Untuk  apa  teori-teori sastra  dipelajari?  Tentunya  cukup  banyak  usaha  yang  dilakukan  sepanjang masa untuk memberi batasan yang tegas atau pertanyaan  itu, dari berbagai pihak dan dengan pendekatan yang berbeda-beda. Tetapi, batasan manapun jua yang   pernah  diberikan  oleh  ilmuwan  ternyata  diserang,  ditentang,  dan disangsikan  atau  terbukti  tidak  kesampaian.karena  hanya  menekankan  satu atau beberapa aspek saja, atau ternyata  hanya berlaku untuk sastra tertentu. Atau  yang  sebaliknya  terjadi,  adakalanya  batasan  ternyata  terlalu  luas  dan longgar, sehingga melingkupi banyak hal yang jelas bukan sastra. Masalahnya: secara intuisi sedikit banyaknya tahu segala apakah yang hendak disebut sastra, tetapi begitu kita mencoba membatasinya segala itu luput dari tangkapan kita.
Memang seringkali secara umum dapat dilakukan bahwa definisi sebuah gejala  dapat  kita  dekati  dari  namanya.  Sudah  tentu  definisi  semacam  itu biasanya tidak sempurna, harus diperhalus atau diperketat kalau gejala tersebut mau dibicarakan secara ilmiah, meskipun begitu manfaat  tinjauan dari segi pemakaian bahasa sehari-hari sebagai titik tolak. Seringkali cukup baik. Dalam bahasa-bahasa  Barat,  gejala  yang  ingin  kita  perikan  dan  batasi  disebut literature  (Inggris),   literature  (Jerman),  litterature  (Perancis),  semuanya berasal dari bahasa Latin Litteratura. Kata  Litteratura sebetulnya diciptakan sebagai terjemahan dari kata Yunani grammatika; literatura dan grammatical masing-masing  berdasarkan  kata  littera  dan  gramma  yang  berarti  “huruf” (tulisan,  letter). Menurut asalnya Litteratura dipakai untuk tata bahasa dan puisi; literature dan seterusnya, umumnya berarti dalam bahasa Barat Modern: segala sesuatu yang tertulis, pemakaian bahasa dalam bentuk tulis.
Sebagai bahan banding, kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta; akar kata sas-, dalam kata kerja turunan berarti ‘mengarahkan,  mengajar,  memberi  petunjuk  atau  instruksi’.  Akhiran  –tra biasanya  menunjukkan  alat,  sarana.  Maka,  sastra  dapat  berarti  ‘alat  untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran’. Awalan su- berarti ‘baik, indah’ perlu dikenakan kepada karya-karya  sastra   untuk membedakannya dari bentuk pemakaian bahasa   lainnya. Kata susastra nampaknya tidak  terdapat dalam bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno (Gonda 1952; Zoetmulder 1982), jadi susastra adalah ciptaan Jawa dan/atau Melayu. Pandangan-pandangan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa ciri khas sastra adalah  pemakaian bahasa yang indah. Persoalannya adalah tidak semua karya sastra (terutama terlihat  pada  seni-seni modern) menggunakan bahasa yang indah dan berbunga-bunga. Foucalt menyebutkan bahwa sastra modern lahir dan  bertumbuh di dalam kemapanan bahasa dan kungkungan pola-pola linguistik yang kaku. Oleh karena itu, sastra modern berlomba-lomba mentransgresikan dirinya pada suatu ruang abnormal.  Sastra modern justru menawarkan suatu dunia dan bahasa yang aneh dalam kesadaran masyarakat. Benarlah bahwa definisi mengenai ‘sastra’ dan upaya merumuskan ‘ciri khas sastra” sudah  banyak dilakukan orang, tetapi sampai sekarang agaknya belum memuaskan semua kalangan. Luxemburg, et al (1986:3-13)
Menyebutkan alasan mengapa  definisi-definisi mengenai sastra tidak pernah memuaskan. Alasan-alasan itu adalah: 1) orang ingin  mendefinisikan terlalu banyak sekaligus tanpa membedakan definisi deskriptif (yang menerangkan apakah  sastra  itu)  dari  definisi  evaluatif  (yang  menilai  suatu  teks  yang termasuk sastra atau tidak); 2) sering orang mencari sebuah definisi ontologi yang normatif mengenai sastra yakni  definisi yang mengungkapkan hakikat sebuah  karya  sastra.  Definisi  semacam  ini  cenderung  mengabaikan  fakta bahwa karya tertentu bagi sebagian orang merupakan sastra, tetapi bagi orang yang lain bukan sastra; 3) orang cenderung mendefinisikan sastra menurut standar sastra Barat, dan  4) definisi yang cukup memuaskan hanya berkaitan dengan  jenis  tertentu  (misalnya  puisi)  tetapi  tidak  relevan  diterapkan  pada sastra pada umumnya.
Luxemburg, et al (1986) mengatakan bahwa bukanlah hal yang mudah dapat  dilakukan   dalam  memberi  definisi  sastra  secara  universal.  Sastra bukanlah sebuah benda yang kita  jumpai,  tetapi sastra adalah sebuah nama yang dengan alasan tertentu diberikan kepada sejumlah  hasil tertentu dalam suatu lingkungan kebudayaan.
  1. Sastra dihubungkan dengan teks-teks yang tidak melulu disusun atau dipakai  untuk  suatu   tujuan  komunikatif  yang  praktis  dan  hanya berlangsung untuk sementara waktu saja.
  2. Dalam  sastra  bahannya  diolah  secara  istimewa.  Berlaku  bagi  puisi maupun prosa.
  3. Sebuah  karya  sastra  dapat  kita  baa  menurut  tahap-tahap  arti  yang berbeda-beda.
  4. Karya-karya  yang  bersifat  biografi,  atau  karya-karya  yang  menonjol karena bentuk dan gayanya juga seringkali digolongkan sastra. Lebih  lanjut,  Luxemburg  juga  mengemukakan  pandangannya  dalam menilai sastra itu sendiri, yakni
  5. Karena  sifat  rekaannya,  sastra  secara  langsung  tidak mengatakan   sesuatu  mengenai  kenyataan  dan  juga tidak menggugah kita untuk langsung bertindak; sastra memberikan kemungkinan      atau     keleluasan            untuk memperhatikan dunia-dunia lain, kenyataan-kenyataan yang hanya  hidup  dalam  angan-angan,  sistem-sistem nilai  yang  tidak  dikenal   atau  bahkan  yang  tidak dihargai.
  6. Sambil membaca karya sastra, kita dapat mengadakan identifikasi dengan seorang tokoh, dengan orang-orang lain.
  7. Bahasa sastra dan pengolahan bahannya lewat sastra dapat  membuka batin kita bagi pengalaman- pengalaman baru  atau  mengajak kita untuk mengatur pengalaman tersebut dengan suatu cara baru.
  8. Sastra  merupakan sebuah sarana yang sering dipergunakan untuk  mencetuskan  pendapat-pendapat yang  hidup  dalam  masyarakat  kita  atau  lingkungan kebudayaan kita. Hal ini tidak berarti bahwa pendapat- pendapat tersebut selalu bermutu.

B. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP TEORI SASTRA
Secara  umum,  yang  dimaksud  teori  adalah  suatu  sistem  ilmu  atau pengetahuan  sistematik yang menetapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala  yang  diamati.teori  berisi  konsep/uraian  tentang  hukum-hukum untuk suatu objek ilmu pengetahuan dari suatu titik pandang tertentu. Suatu teori dapat dideduksi secara logis dan dicek kebenarannya dan diverifikasi atau dibantah  kesahihannya  (diversifikasi)  pada   objek  atau  gejala-gejala  yang diamati tersebut.
Pertama-tama yang diperlukan adalah bahwa istilah yang tepat untuk menyebut teori  sastra, baik bahasa Indonesia atau Inggris, belum ditemukan. Akibatnya  definisi  mengenai  hakikat, fungsi  dan  teori sastra tidak mudah dirumuskan. Bahkan istilah-istilah yang digunakan utnuk menyebutkan konsep-konsep yang paling mendasar pun berbeda-beda. Antara teori dan ilmu sastra  belum  ada  pembatasan  yang  jelas.  Demikianlah  pergelutan  sastra menjadi ilmu menjadi hambatan-hambatan yang cukup banyak. Juga dalam hal konsep-konsep keilmuannya (Kuntara Wiryamartana, 1992)
Menurut  Wellek  dan  Warren  (1993),  sastra  adalah  suatu  kegiatan kreatif,  sederetan  karya  seni.  Sedangkan  teori  sastra  adalah  studi  prinsip, kategori, dan kriteria yang dapat diacu dan dijadikan titik tolak dalam telaah di bidang sastra. Sedangkan studi terhadap karya sastra disebut kritik sastra dan sejarah sastra.  Ketiga bidang ilmu tersebut saling mempengaruhi dan berkaitan secara  erat.  Teori  sastra  hanya  dapat  disusun  berdasarkan  studi  langsung terhadap karya sastra.  Kriteria, kategori, dan skema umum mengenai sastra tidak mungkin diciptakan tanpa berpijak pada karya sastra kongkret. Demikian pula, teori       sastra   bukan  hanya   sekadar alat bantu untuk mendukung pemahaman  dan  apresiasi  perorangan  terhadap  karya  sastra  (karena  ini bukanlah tujuan sebuah ilmu sistematis). Teori sastra justru diperlukan untuk mengembangkan ilmu sastra itu sendiri.
Luxemburg,  et.al  (1986)  menggunakan  istilah  ilmu  sastra  dengan pengertian yang  mirip dengan teori sastra Wellek dan Warren. Ilmu sastra adalah ilmu yang mempelajari teks-teks sastra secara sistematis sesuai dengan fungsinya  di  dalam  masyarakat.  Tugas  ilmu  sastra  adalah   meneliti  dan merumuskan sastra (sifat-sifat atau ciri-ciri khas kesastraan daan fungsi sastra dalam  masyarakat)  secara  umum  dan  sistematis.  Teori  sastra  merumuskan kaidah-kaidah atau konvensi-konvensi kesusastraan umum.
Menurut Lefevere (1997), sastra adalah deskripsi pengalaman kemanusiaan yang  memiliki  dimensi  personal  dan  sosial  sekaligus  serta pengetahuan kemanusiaan yang sejajar dengan bentuk hidup itu sendiri. Sastra penting dipelajari sebagai sarana berbagi pengalaman (sharing) dalam mencari dan   menemukan     kebenaran kemanusiaan.
Berdasarkan    pemahaman     ini, Lefevere menyatakan bahwa untuk mencari kedalaman  (insight) pengalaman kemanusiaan ini diperlukan tidak saja sekedar ‘persepsi’ tetapi lebih dari itu ‘observasi’ persepsi hanya berfungsi sebagai peta yang kita gunakan untuk mencari  kebenaran  dan  kenyataan  yang  sesungguhnya.  Dengan  melakukan observasi, kita ikut terlibat secara aktif dan perhatian kita dapat kita arahkan kepada aspek-aspek tertentu yang menarik perhatian kita.

C. HAKIKAT DAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEORI SASTRA
Abrams dalam bukunya The Mirror and The Lamp: Romantic Theory and Critical  Tradition membandingkan model-model teori sastra sepanjang masa dan menyimpulkan bahwa  teori-teori itu sangat beeraneka ragam dan terkadang mengacaukan. Untuk dapat mempelajarinya  dalam kerangka yang lebih   sistematis,   Abrams   mengusulkan   perlunya   memperhatikan   ‘situasi keseluruhan  karya  sastra’  sebagai  patokan  untuk  membedakan  orientasi berbagai teori  pendekatan sastra. Ditinjau dari sudut situasi karya sastra itu, Abrams memberikan sebuah bagan  sederhana, namun cukup efektif sebagai berikut.
(REALITAS)
UNIVERSE

WORK (KARYA)

ARTIST          AUDIENCE (PENCIPTA)    (PEMBACA)

Dalam bagan tersebut, terlihat adanya empat komponen utama, yakni: realitas,  karya   sastra,   pencipta,  dan  pembaca.  Abrams  membuat  empat klasifikasi atau pendekatan utama  terhadap karya sastra berdasarkan empat aspek karya sastra tersebut. Keempat pendekatan itu  adalah : 1) pendekatan objektif  (yang  terutama  memperhatikan  aspek  karya  sastra  itu  sendiri;  2) pendekatan ekspresif (yang menitikberatkan aspek pengarang atau pencipta karya sastra); 3)  pendekatan mimetik (yang mengutamakan aspek semesta); dan pendekatan pragmatik (yakni mengutamakan aspek pembaca).
Gambaran singkat ini menunjukkan konsep pemikiran teori sastra dari sisi lain. Dari pencipta yang mula-mula dipandang ‘memiliki gaung jiwa yang agung’ (Wimmsatt & Beardsley, 1987:106) kemudian disingkirkan mengenai ketidakmampuan  bahasa   sastra  dalam  menyajikan   impian  dan  harapan, pengalaman  dan  kekecewaan  manusia.  Orientasi  lalu  bergerak  ke  arah pembaca  yang  diberi  kebebasan  penafsiran,  mula-mula  kebebasan  relatif sampai kepada kebebasan mutlak untuk mendekonstruksi dan merekonstruksi teks itu. ‘Puncak’ kesadaran teori sastra adalah tidak ada sesuatu di luar teks; tidak ada makna transendetal di dalam teks sehingga  pembaca itulah yang bertugas mengadakannya dengan membongkar dan menyusun teks. Berikut ini beberapa uraian mengenai hakikat dan relevansi teori sastra didasarkan pandangan Lefevere (1977) dan Jauss.
  1. Dalam  sastra   harus menggunakan    prosedur dan konsep-konsep repertoir. Repertoir-repertoir sastra berfungsi mengidentifikasi gejala- gejala sastra, perubahan dan pergeseran core (inti, pusat), dan periphery (pinggiran). Juga bersifat polyssystem—fleksibel yang menunjukkan pusat tertentu yang dapat berubah-ubah.
  2. Sastra  tidak  dapat  digolongkan  sebagai  masalah  ilmiah  yang  dapat ditafsirkan  secara  tepat  atau  secara  tertutup;  sastra  adalah  deskripsi pengalaman dan pengetahuan kemanusiaan dalam cita rasa (taste) seni.
  3. Teori sastra dapat mengembangakan disiplinnya dengan repertoir sastra yang menunjukkan kontinuitas dan konteks genetik kultural.
  4. Makna  sebuah  karya  sastra  bersifat  hipotesis  bersama,  jadi  perlu menghindari subjektivitas.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa wilayah teori sastra   akan   menjadi  sangat  jelas   dan  transparan—mencari   “kebenaran” pengalaman-pengalaman dan  pengetahuan-pengetahuan sastra, jika pembaca dalam menetapkan penerimaannya dapat  memperhatikan ketentuan-ketentuan umum        (norma-norma  sastra)            dalam  lingkup genre  sastra.  Tolok   ukur “kebenaran”nya adalah pengalaman baru,  cara pengucapan baru, dan ide-ide estetik  baru.  Wilayah  teori  sastra  yang  demikianlah  diharapkan  mencapai relevansinya  sebagai  pemicu  proses  pengembangan  citarasa  sastra,  yang semakin cemerlang.